Malam tadi, sekitar pukul 23.00 WIB, saya dan beberapa sahabat karib saya mencoba
mengumpulkan puing-puing rindu yang sempat tercecer. Tepatnya kami melaksanakan
ibadah ngopi dalam istilah lain ngobrol pintar, tapi tidak buat kami, kami
hanya ngobrol ngalor-ngidul nglantur bahkan tidak jelas sama sekali. tanpa ada
agenda apapun, hanya untuk mencoba meramu rasa yang sempat tertimbun
dimasing-masing kalbu.
Obrolan dimulai
dengan pernyataan reflektif, salah seorang rekan saya, “Coba kalau kita pernah
berpikir tentang tentang letak kebenaran dan kebaikan. Cak nun pernah berkata, bahwa kebenaran ada
pada dapur, ia menganalogikan jika orang memasak sebuah makanan dengan berbagai
racikan tertentu menurut kebenaran akan resepnya maka kenikmatan (kebaikan)
berada pada orang-orang yang merasakan masakan tersebut yakni berada pada luar
dapur itu sendiri.
Maka benar itu
punya sudut pandang yang beragam, namun pada puncaknya adalah
kebaikan-kebaikan. Dalam hal ini, bijaksana
bukan kah terlalu kerdil untuk selalu kita gaungkan?. Kita sibuk untuk
bijaksana hingga lupa untuk bijaksini, sehingga hal tersebut menjadikan kita
semakin menjadi seorang yang egotransendent, melupakan hak dan menyalahi
hak atas manusia lain.
Dalam konteks
keberagaman berorganisasi, pernahkah terbesit dalam ingatan kita bahwa kita
sering kali kampanye terkait dengan keberagaman, tapi pernahkah kita juga
merenungi bahwa kita pun pernah melupakan bahkan tidak mencerminkan sikap keberagaman
itu sendiri. Organisasi merupakan sebuh kumpulan orang-orang yang bervisi sama,
bermisi sama, tapi tidak untuk bertendensi sama, berlatar belakang hidup sama,
berkeyakinan sama, berlatar keilmuan yang sama, artinya walaupun disatukan pada
hal-hal yang menyamakan, mereka tetaplah tidak sama. Hanya pada sebuah ketidak
aturan yang teratur.
Setiap individu
punya kebenaran yang diyakini masing-masing, dan itu perlu menjadi batasan kita
dalam berinteraksi, namun dalam kehidupan social maka, kebenaran-kebenaran itu tempatnya
didapur, maka kebaikan-kebaikan lah yang harus dijunjung tinggi.
0 Komentar