Ket gambar: ilustrasi (source from quipper)
Ada orang yang namanya sudah besar sehingga gelar hanya membuat namanya semakin ribet untuk disebutkan. Akhirnya gelarnya menjadi tidak penting dan otomatis tidak disebutkan juga tidak masalah. Anda tahu gelar lengkap Einstein? Kebanyakan orang tidak tahu dan itu memang tidak penting sebab nama Einstein sudah melampaui semua gelar prestisius di bidangnya. Demikian juga nama para imam seperti asy-Syafi'i, al-Ghazali dan banyak bintang lainnya yang tidak punya gelar akademik apa pun, tapi itu sama sekali tidak penting sebab namanya sudah lebih mulia dari gelar akademik. Sebab itu, kita bisa dengan mudah menyebut nama-nama itu tanpa gelar apa pun sebagaimana di buku-buku biasanya disebut qala asy-Syafi'i, qala al-Ghazali dan seterusnya.
Tapi banyak juga tokoh yang namanya menjadi tidak enak disebutkan tanpa gelar, terkesan tidak sopan dan tidak menghargai. Misalnya bila Prof. Fulan, Doktor Fulan, Kyai Fulan, Raden Fulan, dan semisal kita sebut sebagai Fulan saja, maka akan ada orang yang protes seolah kita tidak menghormati mereka selayaknya. Kenapa demikian, sebab aslinya namanya sendiri biasa-biasa saja tidak spesial. Yang spesial adalah gelarnya yang tidak dimiliki semua orang. Akhirnya agar yang tidak spesial ini terasa spesialnya, maka namanya harus disebutkan lengkap dengan gelarnya.
Jadi, kalau anda masih merasa belum enak bila tidak disebutkan gelarnya, maka sebenarnya nama anda masih biasa-biasa saja dengan bukti terasa turun derajat bila disebutkan tanpa gelar. Wkwkwkwkw.
Salam bar-bar dari Ketua PC IPNU Ponorogo wkwkwkw.
Oleh : Fadil Mubarok
0 Komentar