foto bersama domisioner IPNU dan IPPNU Ponorogo (MCPNU//Jpg) |
MCPNU Ponorogo, Ponorogo- Sabtu 6 Maret 2021 menjadi momentum dilaksanakannya syukuran dalam rangka Harlah IPNU ke 67 dan IPPNU ke 66 oleh Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Ponorogo di Aula Kantor PCNU Ponorogo. Pada acara tersebut dihadiri tamu spesial yaitu Bapak Basuni (domisioner IPNU tahun 1982) dan Bu Uswatun (domisioner IPPNU 1979) dan juga dihadiri oleh para pengurus PC IPNU IPPNU Ponorogo.
Acara dimulai pukul 20.00 WIB, kegiatan pertama diisi dengan pembacaan kitab maulid yang diiringi dengan alat musik rebana. Lalu dilanjutkan dengan peluncuran lagu hasil karya departemen Orseba yang spesial ditujukan untuk menyambut usia IPNU ke-67 dan IPPNU ke-66 . Setelah itu acara dilanjutkan dengan sesi ramah tamah antara tamu undangan dan para pengurus IPNU IPPNU yang dikemas secara semi formal melalui sesi sambutan-sambutan. Para undangan dan peserta yang hadir pada malam itu cukup tertib dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Sedangkan para peserta yang tidak dapat hadir di Aula PCNU Ponorogo masih dapat mengikuti acara melalui sosial media zoom streaming.
"Di usia IPNU dan IPPNU yang sudah lebih dari setengah abad ini saya menaruh beberapa harapan khususnya untuk daerah Ponorogo, antara lain yaitu semakin masifnya kaderisasi yang dibarengi meningkatnya kualitas kadernya, tertatanya pengelolaan organisasi seiring dengan matangnya pemahaman pengurus terhadap organisasinya, menjamurnya ruang-ruang kajian keilmuan serta mandiri dalam mengelola keuangan organisasi", tutur Anton selaku ketua umum PC IPNU Ponorogo.
Bapak Basuni selaku domisioner IPNU juga ikut menyampaikan beberapa "wejangan" untuk para pengurus yang sedang menjalankan tugasnya tentang pentingnya komunikasi pada sebuah organisasi. "Selain komunikasi kepada sesama pengurus, juga tak kalah penting membangun komunikasi dengan para alumni IPNU IPPNU. Entah itu dalam rangka mencari solusi, berdiskusi hingga mencari donasi.. haha..", tutur Bapak Basuni dalam sambutannya yang diiringi tawa kecil. "Dan yang paling penting dari komunikasi adalah tetap terjaganya tali silaturahmi dan tidak akan terjadinya fenomena "kepaten obor" (lupa dengan sejarah)", pungkas Bapak Basuni.
Penulis : Ihsan Imtihani Putra
Editor : Triono
0 Komentar