Prof. Eighty Mardiyan Kurniawati Resmi Jabat Dekan FK UNAIR 2025–2030: Inspirasi Bagi Kader Perempuan NU

 

Ket. Foto: Prof. Eighty Mardiyan Kurniawati saat menjadi pembicara dalam Talk Show (MCPNU Ponorogo)

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK UNAIR) resmi menobatkan Prof. Eighty Mardiyan Kurniawati sebagai dekan baru untuk periode 2025–2030. Penunjukan ini menandai babak baru kepemimpinan perempuan dalam dunia akademik, khususnya di bidang kedokteran, dan menjadi sumber inspirasi kuat bagi kader perempuan Nahdlatul Ulama (NU), khususnya Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).

"Beliau adalah sosok inspiratif bagi kader-kader perempuan NU di Jawa Timur dan Indonesia," ungkap Azza Fahreza, Ketua IPPNU Ponorogo. Ia menambahkan, kehadiran Prof. Eighty di panggung kepemimpinan akademik memberi gambaran nyata bahwa perempuan NU bisa melangkah maju tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan.

Prof. Eighty bukan hanya dikenal sebagai akademisi unggul, tetapi juga sebagai sosok yang aktif menyuarakan isu-isu sosial dan kesehatan reproduksi perempuan. Dalam kiprahnya, ia kerap hadir dalam berbagai forum, termasuk saat menjadi pembicara dalam Talk Show PC IPNU dan IPPNU Ponorogo dengan tema ‘Stop Perkawinan Anak’. Di sana, ia menekankan pentingnya menjaga hak pendidikan dan kesehatan anak perempuan sebagai investasi masa depan bangsa.

“Sebagai perempuan apalagi, masa depannya sangat panjang dan sangat sia-sia kalau harus nikah dulu. Risiko yang dihadapi sebanyak ini, jadi marilah kita wujudkan dengan karya dan prestasi.” Tegasnya.

Lahir dan besar di Jawa Timur, Prof. Eighty memulai perjalanan kariernya sebagai jurnalis sebelum menapaki dunia medis. Ia kemudian menorehkan sejarah sebagai guru besar pertama di FK UNAIR dalam bidang subspesialis uroginekologi rekonstruksi. Dalam bidang penelitian, ia dikenal dengan pengembangan terapi regeneratif menggunakan membran amnion, sebuah inovasi dalam dunia uroginekologi yang membuka banyak harapan baru dalam penanganan pasien.

Selain menjabat sebagai Dekan FK UNAIR, ia juga aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Kesehatan LKK PWNU Jawa Timur. Peran gandanya ini menjadikannya sebagai jembatan antara dunia akademik dan pengabdian masyarakat, khususnya dalam edukasi dan advokasi kesehatan perempuan.

Tak hanya berprestasi secara akademik, Prof. Eighty dikenal sebagai pribadi yang rendah hati, hangat, dan peduli. Sosoknya dianggap sebagai representasi nyata bahwa perempuan dapat tampil tangguh di ruang publik, tanpa kehilangan kelembutan dan nilai-nilai keperempuanan yang hakiki.

Sebagai guru besar, peneliti, dan tokoh masyarakat, Prof. Eighty menjadi teladan bagi banyak pelajar putri NU, “Jangan takut bermimpi besar, sebab setiap langkah kecilmu adalah bagian dari perjalanan menuju bintang.” Pungkasnya.

Atas pengangkatannya sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga periode 2025–2030, segenap kader IPPNU Ponorogo menyampaikan selamat dan doa. Mereka percaya, kepemimpinan Prof. Eighty akan membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan kedokteran dan pemberdayaan perempuan di Indonesia.


Penulis: Cak Pan

Editor: Arisel

Posting Komentar

0 Komentar