Memaknai Hari Sumpah Pemuda

 

ket. foto : M. Masduqi (MCPNU)

Oleh : M. Masduqi Mahfudz
           Ketua PC IPNU Ponorogo

Setiap kali memperingati Hari Sumpah Pemuda, saya selalu bertanya: Apakah pemuda hari ini masih memiliki semangat yang sama seperti mereka yang berikrar pada tahun 1928? Masihkah kita menjadi agent of change, agen perubahan yang membawa bangsa ini menuju arah yang lebih beradab?

Kita hidup di tengah derasnya arus materialisme dan hedonisme, di mana ukuran kebahagiaan bergeser menjadi soal kepemilikan dan penampilan. Akibatnya, nasionalisme perlahan meredup, rasa persaudaraan menipis, dan individualisme semakin tajam. Pemuda yang seharusnya menjadi perekat bangsa justru banyak yang terjebak dalam kompetisi semu, sibuk membangun citra, tapi lupa membangun karakter.

Padahal, bangsa ini tidak hanya membutuhkan pemuda yang cerdas, tapi juga pemuda yang berkarakter.
Pemuda yang berani jujur di tengah kepalsuan, peduli di tengah ketidakpedulian, dan berjiwa sosial di tengah budaya egoisme. Inilah makna sejati dari character building, membentuk manusia muda yang kuat dalam prinsip, rendah hati dalam sikap, dan tulus dalam pengabdian.

Semangat Satu Nusa menuntun kita untuk mencintai tanah air dengan kerja nyata. Satu Bangsa mengajarkan pentingnya menjaga persaudaraan di tengah perbedaan. Dan Satu Bahasa mengingatkan agar setiap kata dan tindakan kita menjadi jembatan, bukan jurang pemisah.

Sumpah Pemuda bukan hanya peringatan sejarah, tapi panggilan moral untuk kembali meneguhkan jati diri. Bahwa kemajuan tanpa karakter hanya akan melahirkan kehampaan, dan kebebasan tanpa nilai hanya akan menciptakan kebingungan.


Posting Komentar

0 Komentar