Opening Ceremony Konfercab XXXI IPNU-IPPNU Ponorogo Jadi Momentum Inkubator Peradaban

 

Ket. Gambar: Pamflet Opening Ceremony Konfercab (MCPNU Ponorogo)

Kota, MCPNU Ponorogo

Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Ponorogo resmi mengelar Konferensi Cabang (Konfercab) XXXI pada Sabtu (27/12/2025). Opening Ceremony Konfercab berlangsung di Gedung Institut Agama Islam Sunan Giri (INSURI) Ponorogo yang bertajuk ‘Membangun Inkubator Peradaban: Menyiapkan Pelajar NU di Masa Depan’.

Pada kesempatan ini, ketua PC IPNU Ponorogo, Masduqi Mahfudz mengatakan, pemimpin berikutnya yang melanjutkan estafet perjuangan harus terpilih di konferensi dan mengakhirinya di konferensi pula.

“IPNU dan IPPNU layaknya sayap, harus bekerja sama antara keduanya. Saya berharap ketua yang akan menjadi penerus kami sesuai harapan dan telah teruji serta terukur sehingga dalam kepemimpinan nanti tidak mengecewakan. Indikator kepemimpinan ditinjau dari tiga aspek, baik secara etika, kapabilitas, dan elektabilitasnya,” katanya.

Lebih lanjut, Azza Fahreza, Ketua PC IPPNU Ponorogo turut menyampaikan program unggulan selama masa kepengurusan, salah satunya deklarasi zero perkawinan anak. Ia mengingatkan kepada rekanita bahwa perjuangan setelah konferensi tidak berhenti sampai disini saja.

“Tugas, tanggung jawab dan ruang lingkup IPNU dan IPPNU sama sehingga kita harus terus berjalan berbarengan. Pengkaderan IPNU IPPNU melalui Makesta telah diselenggarakan sebanyak 66 saat kepengurusan periode ini. IPNU IPPNU bukan hanya organisasi keagamaan, tetapi kami bisa menjadi mitra pemerintahan dalam mewujudkan pelajar yang responsif terhadap tantangan dan dinamika zaman,” ungkapnya.

Ketua PW IPNU Jawa Timur Muhammad Rafli Rifki Reza memberikan sambutan yang menggaris bawahi terlaksananya KLB di tingkat PC sebanyak 5 kali, salah satunya di PC IPNU dan IPPNU Ponorogo. Ia turut mengapresiasi rekan dan rekanita dari Ponorogo yang mengambil peran strategis di tingkat wilayah.

“Konferensi Luar Biasa (KLB) ke depannya dilakukan jika melanggar tiga aspek yaitu murtad, tindakan asusila, dan korupsi. Kalau kesalahan yang lainnya dirundingkan terlebih dahulu karena banom kita ditugaskan untuk belajar dalam menata diri dan karakter yang disiapkan untuk sanggup memimpin seperti kiai hari ini. Hari ini IPNU dan IPPNU Ponorogo mengambil tema yang cukup berani dengan kata “Inkubator”, kualitas dan kapasitas kader yang ditempa selama 2 tahun akan diuji hari ini. Mari kita cetak kesatria Nahdlatul Ulama sejati yang siap berdinamika dan bertarung,” jelasnya.

Nasihat dan arahan diberikan oleh ketua tanfidziyah PCNU Kabupaten Ponorogo, Idham Mustofa.

“Makna inkubator mengarah kepada kaderisasi. Kader-kader kami di NU berawal dari IPNU dan IPPNU. Maka siapapun ketua yang terpilih otomatis menjadi anggota pleno PCNU Ponorogo. Mari bersinergi dengan PCNU dan banom lainnya di Musykercab II untuk memberdayakan jama’ah,” terangnya.

Sambutan berupa dukungan dan apresiasi pemerintahan ditutup oleh asisten ahli bupati Kabupaten Ponorogo, Suhartono yang menekankan pentingnya akhlak dalam mengarungi kehidupan saat ini dan masa depan.

“Pemerintah Kabupaten Ponorogo mengapresiasi yang luar biasa kepada adik-adik yang tergabung dalam IPNU dan IPPNU Ponorogo yang turut berkontribusi dalam program pembangunan untuk menurunkan angka perkawinan anak. Estafet kepemimpinan akan diteruskan oleh IPNU dan IPPNU yang tidak hanya sekedar intelektual, tapi memiliki akhlak yang mulia. Akhlak berperan penting dalam peradaban dunia,” pungkasnya.

Kegiatan ini ditutup oleh awarding dari hasil program kerja Pelajar on Visit Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU dan IPPNU se-Kabupaten Ponorogo yaitu kategori terbaik administrasi, organisasi, kaderisasi, dakwah, progress CBP dan KPP, dan pengembangan media.


Penulis: Dina

Editor: Arisel

Posting Komentar

0 Komentar