Mengulas Three core bussines dalam pemanfaatan website pelajar NU Ponorogo


Oleh: Anton Samsuri (Ketua PC IPNU Ponorogo)
          Three core bussines merupakan gagasan yang diusung PW IPNU JATIM beberapa bulan yang lalu, wacana tersebut merupakan pembacaan peluang jalan organisasi diera revolusi Industri 4.0, namun perlu kita ulas bagaimana implemetasi dari gagasan besar tersebut untuk mewujudkan organisasi yang futuristic.

            IPNU merupakan organisasi pelajar yang besar, tantangan global jelas mengintai jalannya roda organisasi, maka kadernya menjadi wajib hukumnya mendinamisir, dan terus berbenah dalam mencapai tahapan mentransformasikan organisasi kearah yang lebih baik.

            Tantangan selalu berjalan seiring dengan peluang, wacana kritis jelas dibutuhkan dalam menangkap momentum-momentum yang menguntungkan bagi organisasi. Dialektika antar kader sudah selayaknya membicarakan tentang kondisi disekitar organisasi, sebagai middle class, kader IPNU dalam mengimplementasikan  paradigma kritis transformative sudah sepantasnya tuntas dikonsumsi diwilayah kaderisasi dan tinggal dijadikan energy guna meningkatkan responsifitas organisasi, khususnya untuk melayani dan memenuhi kebutuhan pelajar.

            “sekali mendayung dua tiga pulau terlamapui”, istilah yang bagi penulis begitu visioner, artinya penggunaan gerakan yang seefektif mungkin, namun menghasilkan biang yang besar.

            Pelajar NU Ponorogo merupakan platform organisasi, yang difungsikan untuk menumbuhkan semangat berlitersasi dan berdaya saing didunia maya, terdiri dari berbagai bagian, mulai pemberitaan, berbagi informasi organisasi, ruang berdiskusi, sistem layanan rujukan bahan belajar siswa, pewadahan minat berliterasi, dan kemampuan dalam pemanfaatan dan pengembangan sistem komputer. Namun dilain sisi, untuk meningkatkan kemampuan manajemen dan penanganan peluang industry ekonomi kreatif.

            Three core bussines terdiri dari tiga gagasan besar, yakni digitalisasi, literasi, ekonomi kemandirian, dalam hal ini, kemampuan personalia kader dalam mengetahui, memahami, bahkan mampu memaksimalkan potensi diri guna mengeksekusi tiga hal yang menjadi isu strategis revolusi industry. Semisal, Ruang Guru, platform yang bergerak di dunia pendidikan ini, ia mampu menangkap isu dengan baik, dan mengeksekusi dengan rapi, hal tersebut menjadikannya sebagai platform dengan predikat unicorn.

            Pelajarnuponorogo dinilai sudah mencakup tiga hal tersebut, hanya saja perlu banyak pembenahan dalam pengelolaannya. Dalam hal ini, bisnis bukanlah yang menjadi tujuan utamanya, melainkan membangun mindset, bahwa diera dua dunia semacam ini, perlunya organisasi mampu menempatkan diri diposisi yang tepat, dimana dakwah organisasi mampu dijalankan dengan maksimal serta terwujudnya cita-cita organisasi.
            Penting kiranya penulis mengulas gagasan tersebut, guna menambah semangat bagi anggota, kader maupun pelajar di Ponorogo untuk menjadi seorang yang visioner, dan mampu lebih produktif lagi dalam berkarya.

Komentar