Pandemi Covid -19 merupakan cobaan Allah SWT bagi kehidupan umat manusia, tak pandang bulu saudara seiman, bangsa, negara, bahkan seluruh dunia merasakan. kegiatan kita disemua sektor terbatasi, mulai sektor ekonomi, pemerintahan, sekolah, pun juga Pondok pesantren.
Selama ini jam'iyyah kita dari mulai ranting sampai pusat ramai mengadakan pengajian, ngaji bersama, mengamalkan amaliyah kita secara berjamaah, tapi kali ini kita cenderung terbatas aksesnya.
Hal ini menjadikan kita untuk berfikir dan bertindak
kreatif agar Organisasi tetap terjaga eksistensinya dan berlomba-lomba
memanfaatkan media sebagai syiar dakwah islam karena Media sosial hari ini
rekomendasi paling efektif sebagai penyambung silaturhami, bahkan juga untuk
mentransfer ilmu pengetahuan disekolah.
Di era distrubsi ini segala informasi bisa dengan cepat
tersebar luas, tanpa filterisasi semua informasi bisa diakses dengan mudah, hal
ini ada dampak positif tapi juga berdampak negatif, bicara dampak positif kita
dapat memperoleh informasi dengan cepat, menambah wawasan dengan mudah, tapi
dilain sisi tanpa filterisasi ini maka bisa saja informasi yang bohong bisa
saja dibuat seolah olah benar dan ini kalau dikonsumsi khalayak akan tertanam,
kader NU harus siap dan wapada karena kita memasuki era Post Truth.
Maka dari itu, sebagai jami’yyah islam terbesar di
Indonesia, dengan segala potensi yang ada, kader NU harus giat dalam
mensyiarkan islam yang ramah, bila perlu penuhi semua beranda media kita, dan
media lokal Ponorogo, agar tidak diisi oleh saudara kita sebelah.”Tegas kyai Fathul Aziz”
Pungkasnya, beliau juga merekomendasikan agar kita terus
berkarya, jangan sampai berhenti, terus menjaga aktifitas organisasi kita,
artinya terus bergerak, walaupun ditengah pandemi, maka titik tekannya adalah
yang bisa bertahan adalah yang bisa menyesuaikan diri ditengah dinamisnya
sosial budaya.
0 Komentar