Ilustrasi kondisi di padang pasir(foto: MCPNU/ https://www.ahlulbaitindonesia.or.id) |
Mungkin,
kata “wahyu” sendiri sudah sangat familiar bagi umat Islam di dunia. Dalam menjelaskan
pengertian wahyu sendiri, para ulama banyak yang berbeda pendapat. Ada yang
mengatakan bahwa wahyu itu sebuah isyarat, petunjuk naluriah, ilham dan lain
sebagainya. Tentu, pendapat para ulama
tentang pengertian dari kata wahyu memiliki dasar yang kuat. Seperti keilmuan
serta hasil refleksi dari Al-Qur’an yang kompeten.
Masalah
yang paling mendasar dalam keyakinan Qur’ani adalah tentang pembahasan wahyu,
pengenalan wahyu dan cara terjalinnya hubungan antara yang Maha Tinggi dengan
materi yang rendah (Tuhan dengan hamba)?.
Beberapa pernyataan dan pertanyaan tersebut, mengungkapkan bahwa masalah yang urgent dalam keimanan terhadap Al-Qur’an
merupakan pembahasan tentang wahyu. Untuk memahami tentang wahyu agar mudah
dimengerti, penulis akan menjelaskan arti dari kata wahyu secara sederhana.
Wahyu
sendiri secara bahasa memiliki banyak arti, seperti isyarat, petunjuk naluriah,
ilham, risalah, berita dan lain sebagainya. Menurut Raghib Ishfahani, wahyu adalah isyarat yang cepat. Sedangkan
menurut Abu Ishaq, wahyu adalah
pemberitahuan secara rahasia. Dalam Al-Qur’an, kata wahyu memiliki empat arti,
yaitu:
1. Isyarat
secara rahasia
Ini merupakan pengertian wahyu secara
kebahasaan yang mengungkapkan bahwa arti kata wahyu adalah sebuah isyarat yang
hanya diketahui oleh orang-orang tertentu. Seperti kisah Nabi Zakariya dalam
Q.S. Maryam ayat 11 : “Maka
ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu itu memberi syarat kepada mereka.
Hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang”.
2. Petunjuk
naluriyah
Merupakan petunjuk-petunjuk bersifat naluriah
yang berada dalam diri semua makhluk hidup. Semua materi yang ada di dunia ini
baik itu benda padat, benda cair, tumbuhan, hewan, manusia memiliki sifat-sifat
naluriah. Dengan sifat naluriah tersebut, mereka semua memiliki insting dalam
melakukan suatu hal tanpa disadari. Contohnya, seperti manusia yang merasakan lapar,
maka tanpa harus berfikir panjang akan langsung mencari makanan untuk dimakan..
Hal tersebut merupakan salah satu contoh wahyu yang memiliki arti petunjuk
naluriah.
3. Ilham
(bisikan ghoib)
Kadangkala manusia menerima pesan, tetapi
tidak tahu asal pesan itu dari mana. Biasanya pesan ini muncul pada saat
kondisi terdesak, ketika ia merasa telah menapaki jalan buntu. Pada saat
kondisi tersebut, tiba-tiba muncul sebuah pesan yang tidak diketahui dari mana
asalnya datang memberi sebuah harapan dan titik terang atas jalan buntu yang
dialami. Pesan-pesan seperti ini adalah suara ghaib yang membantu manusia dari
balik layar wujud. Inilah bentuk inayah
sang Pencipta untuk alam semesta.
4. Wahyu
risali
Wahyu ini hanya dimiliki oleh seorang Nabi. Para Nabi adalah orang-orang terpilih yang telah mencapai derajat tertentu dan telah mempersiapkan diri dalam menerima wahyu. Bila mana ketiga konteks wahyu di atas hanya untuk diri pribadi, maka konteks wahyu risali ini bertujuan untuk disebarkan kepada umat manusia.
Penulis : Pena_Santri
Editor :
Arisel
0 Komentar