Tangkal Radikalisme, Ini yang dilakukan Pelajar NU Ponorogo

 

Keterangan foto: PC IPNU -IPPNU Ponorogo lakukan audiensi dengan Bupati Sugiri

MCPNU Ponorogo 


Radikalisme memang tak ada ujungnya. Penyebarannya disinyalir dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, termasuk usia pelajar serta lingkungan sekolah. Hal ini tentunya menjadi perhatian khusus bagi Pimpinan Cabang (PC) IPNU dan IPPNU Ponorogo, sebagai organisasi keterpelajaran.


Wemerza Hindid Dahlawi Ketua PC IPNU Ponorogo memaparkan, radikalisme timbul sebab adanya kejenuhan pada pelajar Indonesia. Hal ini menurutnya, yang dapat menyebabkan pelajar mudah mendapatkan paham radikalisme melalui suatu kelompok.


"Penyebaran paham radikalisme dapat terjadi melalui kelompok sosial, agama, dan lingkungan sekolah seperti, guru, murid serta, bisa dalam kegiatan ekstrakurikuler," katanya.


Lebih lanjut, ia menjelaskan peran media sosial yang memberikan kemudahan akses berbagai informasi perlu adanya edukasi serta kemampuan memilah informasi juga dirasa penting bagi pelajar, karena dampak yang ditimbulkan cukup besar.


"Pada taraf terendah, radikalisme sampai mengganggu keharmonisan dan kerukunan masyarakat. Keresahan tersebut dianggap sebagai tantangan dakwah oleh kaum radikalis. Serta konflik puncaknya yaitu terorisme yang dapat mengganggu keamanan negara," jelasnya.


Dalam hal ini, harapannya PC IPNU dan IPPNU Ponorogo dapat mengawal kaitannya radikalisme di lingkungan sekolah dengan mendirikan Pimpinan Komisariat (PK) tidak hanya pada sekolah berbasis agama namun juga pada sekolah umum yang ada di Ponorogo.

Ket. Foto: suasana audiensi di ruang kerja Bupati Ponorogo (bintusyam/MCPNU)

Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo mengungkapkan, kegembiraan dan dukungan atas perhatian serta i'tikad baik tersebut, yang disampaikan pada agenda audiensi dengan Bupati Sugiri pada (20/9/2022) di kantor Bupati Ponorogo, Jl. Aloon-Aloon Utara No.9 Mangkujayan, Ponorogo.


"Saya akan memberikan fasilitasi kepada sekolah -sekolah umum kemudian membolehkan IPNU-IPPNU mempunyai kader di sekolah-sekolah umum, artinya membentuk cabang di sekolah umum," terangnya.


Ia mengungkapkan, lewat IPNU-IPPNU terdapat pembelajaran secara konkret bagaimana bermoral secara benar dengan Islam yang rahmatan lil 'amin.


"Ketika lulus SMA anak-anak muda bertarung diperguruan tinggi dimanapun kamu berada, ketika sudah dikarakter berntukan yang agamis rahmatan lil 'alamin. Maka akan terhindar dari ajaran-ajaran yang keras sifatnya, itu penting," pungkasnya.


Editor : Bintu Syam 

 


Komentar