Keterangan foto:
Selebrasi Partai Gerakan Rakyat Malaysia saat menang pemilu tahun 1969
Para penjajah kapitalis dahulu menanamkan suatu mitos ideologi bahwa orang-orang pribumi adalah ras pemalas. Orang-orang Melayu, Filipina, Jawa, terus-menerus dicitrakan sebagai 'lazy natives', pribumi pemalas. Semua itu demi kepentingan industri kolonial yang memang sedang menghangat di Eropa pada saat itu. Padahal leluhur kita sudah melanglang kemana- mana, ekspansi komoditas ekonomi, dan saling berinteraksi budaya antarbangsa. Namun ideologi yang dipaksakan itu begitu berpengaruh, dengan berbagai kebijakan kapitalistik yang diterapkan pihak penjajah. Baik dalam struktur pemerintahan, kelas sosial, hingga perburuhan. Mau tak mau, pengaruh ideologi penjajah tersebut masih membekas hingga hari ini, mulai dari atmosfer pasar, interaksi sosial, hingga kebijakan politik, terutama di masa kapitalisme modern sedang jaya-jayanya saat ini.
Begitu kira-kira 'rangkuman' atas 34 halaman bab pembuka (introduction) dari buku karya Syed Husein Alatas (1928-2007, Professor of Malay Studies University of Singapore); "THE MYTH OF THE LAZY NATIVE", yang menguak gambaran orang Melayu, Filipina, dan Jawa pada Abad 16-20 serta fungsinya bagi penjajah kapitalis masa itu. Intine, pola pikir dan sikap fatalis malesan yang mengakar ini memang gawan penjajahan.
Oleh : Fadil Mubarok
0 Komentar