Badegan, MCPNU Ponorogo
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) lewat Corp Brigade Pembangunan (CBP) dan Korp Pelajar Putri (KPP) Kabupaten Ponorogo menggelar sosialisasi dan penanaman vetiver di Desa Dayakan, Kecamatan Badegan pada Jum’at-Sabtu (13-14/06/2025). Acara ini digelar sebagai langkah sinergi sekaligus ajakan kepada masyarakat dalam konservasi lingkungan dengan tema ‘Menjejak Akar Menguatkan Bumi’.
Afafa Rahmawati selaku komandan KPP menyatakan alasan pemilihan lokasi penanaman bibit vetiver ini yang dinilai sesuai untuk optimalisasi fungsinya.
“Desa Dayakan dipilih karena wilayahnya memiliki kondisi lingkungan yang membutuhkan penguatan struktur tanah, khususnya untuk mencegah erosi dan longsor. Penanaman vetiver cocok untuk daerah seperti ini karena akar vetiver kuat dan mampu menahan tanah agar tidak mudah tergerus air,” katanya.
Lebih lanjut ia menegaskan tujuan penanaman vetiver atau akar wangi ini sebagai stabilisasi tanah secara alami yang akan difokuskan untuk ditanam di sejumlah titik.
“Penanaman vetiver difokuskan pada area yang rawan longsor dan erosi di sekitar bantaran sungai, lereng dan jalan desa yang tanahnya mudah tergerus sehingga dapat menstabilkan tanah dan meningkatkan kualitas lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Pada kesempatan ini Afafa menerangkan bahwa bibit vetiver yang ditanam diperoleh dari hasil budidaya sebelumnya sebagai perluasan dan perbanyakan tanaman.
“Bibit vertiver didapatkan langsung dari hasil penanaman yang di Balong kemarin. Karena kita sudah pernah melakukan hal ini pertama kali berlokasi di Balong dan berhasil tumbuh, maka sebagian kita tanam di Badegan dan sebagian bibit lainnya dibeli dari toko terdekat,” jelasnya.
Afafa juga menjelaskan bahwa bibit yang akan ditanam tidak hanya terfokus pada vetiver, namun juga dari tanaman lokal lainnya.
“Bibit yang kami tanam bersama diantaranya vetiver sebanyak 550, asam sejumlah 50 bibit dan alpukat sejumlah 5 bibit. Kemudian kita juga menanam buah palem sejumlah 80 bibit,” terangnya.
Sementara itu Azza Fahreza, Ketua PC IPPNU turut memberikan apresiasi terkait kegiatan ini sebagai suatu bentuk kesadaran dan upaya nyata dalam mengatasi persoalan yang ada.
“Seyogyanya sebagai pelajar itu tidak hanya mempelajari teori dan tekstualnya saja, melainkan kita harus belajar mengasah kepekaan kita terhadap kondisi ruang hidup sekitar, termasuk masyarakat, lingkungan, dan lainnya. Kemudian ditengah maraknya pembatatan hutan, perubahan iklim yang ekstrem kegiatan ini menjadi ikhtiar untuk menjaga alam,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini ia juga menegaskan bahwa perlu adanya konservasi vetiver, mengingat peran dan manfaatnya bagi bumi. Selain itu, vetiver merupakan tanaman yang mampu memperkuat struktur tanah.
“Karena vetiver atau akar wangi itu semakin langka, tentu akan dilakukan monitoring dalam jangka panjang sehingga dapat menumbuhkan vetiver baru yang dirawat dengan baik, termasuk pohon lain yang ditanam. Selain itu, penanaman selanjutnya mungkin akan dilakukan setelah kita masifkan edukasi terkait pentingnya menjaga alam,” ujarnya.
Ia berharap penanaman vetiver ini menjadi langkah awal untuk membentuk karakter dan kebiasan untuk mewujudkan bumi yang lebih hijau di lingkungan terdekat kita.
“Tentu kesadaran itu tidak hanya secara pikiran saja, melainkan harapannya ini membentuk habit yang sehat sejak dini. Minimal setiap pagi atau jangka waktu tertentu baik dirumah, disekolah, organisasi dan sebagainya melakukan dzikir buminya dengan menanam pohon, merawat pohon,” tambahnya.
Dalam agenda ini, ia juga menyampaikan bahwa rasa peka menjadi kunci dalam bertindak sehingga perlu dipikirkan bagaimana cara efektif untuk menumbuhkannya secara berkelanjutan.
“Usaha kita merawat alam ini masih terbilang kecil, karena sebenarnya PR terbesar yang menjadi tantangan kita adalah kesadaran merawat, kepekaan terhadap lingkungan. Bumi itu selalu dikeruk oleh manusia. Jadi kita juga harus sadar, sudah kasih apa ke bumi yang kita tumpangi ini,” pungkasnya.
Perlu diketahui bahwa kegiatan ini melibatkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari lembaga pemerintah seperti pihak FOLU NET SINK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) hingga seluruh Lembaga Banon NU, termasuk MWC, ranting NU, IPNU IPPNU, CBP KPP, Fatayat, Muslimat, Banser, GP Ansor, karang taruna di desa setempat, Polsek, Dandim, masyarakat sekitar dan jajaran pemerintah desa.
Kontributor : Dina Kamilasari
Editor : Arisel
0 Komentar