Ponorogo-
MCPNU
Ratusan
warga nahdliyin padati masjid NU Ponorogo pada Minggu pagi (8/3) 2020. Para
jamaah tersebut beramai-ramai menghadiri acara rutinan yang diselenggarakan LD
(Lembaga Dakwah) NU Ponorogo yaitu Ngaji Rutin Ahad PON Pagi. Namun pada acara
rutinan kali ini terdapat pemandangan yang sedikit berbeda dari biasanya,
adalah peluncuran program KOIN Muktamar
NU.
Untuk
Ngaji Rutin Ahad PON edisi Maret dimulai pada pukul 06.00 WIB hingga pukul
08.00 WIB. Diawali dengan tahlil bersama, sambutan dari pengurus NU Ponorogo
yang menyinggung tentang program KOIN Muktamar lalu dilanjut mauidhoh hasanah oleh KH. Muhammad
Marifatus Sholihin dari kota Blitar. Setelah pengajian oleh KH. Muhammad
Marifatus Sholihin berakhir, panitia
kegiatan yang bekerjasama dengan NU CARE-LAZIZNU mengedarkan kotak kecil dan
besar untuk menampung sumbangan dana dari para jamaah dalam rangka pelaksanaan
program KOIN (Kotak Infak) Muktamar NU.
Program KOIN Muktamar merupakan salah satu bentuk dari kemandirian NU
secara financial, khususon untuk
menunjang pelaksanaan acara lima tahunan Muktamar NU yang akan diselenggarakan di
Lampung tanggal 23 Oktober 2020 nanti. Pelaksanaan penggalangan KOIN Muktamar
ini tersebar mulai dari ranah pondok pesantren, LP Ma’arif, MWC , Desa hingga
pada saat ada event-event besar. Dengan slogannya “Dari, Untuk dan Oleh NU, NU Mandiri
Indonesia Bermartabat”, PBNU bersama seluruh
lembaga dan badan otonom (Banom) NU dari tingkat Pusat sampai Ranting (Desa),
serta jaringan strutural-kultural NU di seluruh penjuru dunia saling bergotong
royong menyukseskan Gerakan Koin Muktamar ini. Untuk hasil penggalangan dana
perdana KOIN Muktamar di Ponorogo sendiri berhasil mengumpulkan dana kurang
lebih sejumlah 11 juta. Target umum KOIN Muktamar adalah senilai Rp.
5.000.000.000 dan sementara uang yang sudah terkumpul berdasarkan perhitungan
NU CARE-LAZIZNU Pusat sebesar Rp. 2.137.294.002.
Salah satu pengurus NU Care-Laziznu Wahyu memberikan
komentarnya tentang program KOIN Muktamar ini, “ merupakan bentuk kemandirian NU yang awalnya mengandalkan budaya proposal, namun
kini mulai bergeser ke budaya
penggalangan dana langsung dari warga nadliyin secara keseluruhan.” tuturnya.
3 Komentar