![]() |
Photo pendiri Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (MCPNU Po. Jpg) |
Masih dalam suasana peringatan harlah IPPNU ke 66. Tidak afdol rasanya jika memperingati harlah saja tanpa mempelajari dan mengetahui rekam jejak Ikatan Pelajar Putri Nahlatul Ulama. Disini penulis akan sedikit menjelaskan tentang lika-liku perjalanan ikatan pelajar putri terbesar di Indonesia ini.
Berdiri di Kota
Malang pada tanggal 2 Maret 1995, kurang lebih setelah 10 tahun kemerdekaan
Indonesia. Awal mula berdirinya Ikatan ini merupakan hasil respon cepat dari
Dra. Hj. Umroh Machfudzoh (pendiri IPPNU) terhadap fenomena yang terjadi pada
saat itu. Mula-mula, organisasi ini didirikan untuk melakukan pembinaan dan
pengkaderan terhadap remaja putri NU yang masih duduk di bangku
sekolah/madrasah tingkat menengah dan tingkat atas serta santri putri yang
statusnya setaraf dengan sekolah-sekolah tersebut.
Pada perkembangan berikutnya, sesuai dengan kondisi zaman, pada tahun
1988, organisasi ini berubah menjadi Ikatan Putri-Putri Nahdlatul Ulama. Hal
ini membuat sasaran organisasi IPPNU tidak lagi hanya terbatas pada pelajar
putri melainkan semua putri NU. Namun, perubahan akronim ini selanjutnya telah
disalah-artikan menjadi gerakan bebas yang bisa merembet pada politik praktis
sehingga basis awal yang harusnya diperjuangkan menjadi terbengkalai dan visi
intelektual yang selama ini menjadi ghiroh
bagi perjuangan IPPNU menjadi pudar.
Pada tahun 2003, organisasi IPPNU selanjutnya memperjelas wadah
perjuangannya pada basis awal, yaitu pelajar putri dengan mengubah kembali
akronimnya menjadi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama. Namun, interpretasi
pelajar pada tahun 2003 berbeda dengan pelajar putri yang dimaksudkan pada
tahun 1955. Pelajar putri yang dikandung pada tahun 2003 diartikan sebagai
sebuah komunitas generasi muda putri yang mengawal visi intelektual kepelajaran
yang memiliki vase usia 12-30 tahun.
Kebijakan ini sudah memasuki periode ketiga dalam kepengurusan PP. IPPNU
(sejak 2003-2009), tetapi bentuk realisasi dan konsolidasi yang dilakukan belum
maksimal. Maka dalam forum Rakernas IPPNU Tahun 2010, merekomendasikan
peremajaan usia untuk anggota IPPNU adalah 27 tahun dan program organisasi
difokuskan pada pelajar dan santri.
Hingga saat ini
IPPNU terus tumbuh, berkembang dan bersikap adaptif terhadap fenomena meanstream yang terjadi secara dinamis
dengan tetap berpegang teguh pada prinsip awal berdirinya ikatan ini. Sampai
hari ini IPPNU terus menemani para pelajar putri Indonesia untuk tetap belajar,
berjuang dan bertaqwa.
Sumber : https://ippnu.or.id/sejarah-pendirian-ippnu/
Penulis : Iput
0 Komentar