![]() |
Foto pengurus PAC Balong (MCPNU/J.pg) |
MCPNU Ponorogo, Balong
Kegiatan Tasyakuran oleh PAC IPNU IPPNU Balong dalam rangka harlah NU ke-98, IPNU ke-77, IPPNU ke-76 dan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW (16/03/2021) akhirnya terlaksana. Sempat tertunda karena perizinan, akhirnya kegiatan tersebut bisa terlaksana setelah "mengantongi" izin dari pemdes sekitar. Tasyakuran juga dihadiri oleh banom NU (MWC, Fatayat, Muslimat, Anshor) dan pemdes setempat dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.
Kegiatan pertama diisi dengan pembacaan Rotibul Hadad yang dipimpin oleh alumni IPNU yaitu rekan Nuril yang diiringi oleh group habsyi Syifaul Qolby PAC IPNU- IPPNU Balong. Dengan mengangkat tema “Refleksi Organisasi Guna
Merajut Ukhuwah Insaniyah dalam Menyongsong 1 Abad Nahdlatul Ulama“ kegiatan
ini dilaksanakan di kediaman rekan Bahrudin (Bendahara I PAC IPNU Balong) Desa Purworejo Kecamatan
Balong.
Dalam
rangkaian kegiatan tersebut terdapat
forum sesarehan bersama alumni PAC IPNU-IPPNU Balong. Dalam forum tersebut para pengurus dan para alumni baik dari IPNU maupun IPPNU saling bertukar cerita dan konsultasi. "Gunanya yaitu untuk menyatukan tali persaudaraan dan
silaturahmi kader-kader dari periode
ke periode, supaya tau siapa, apa saja yang dilakukan, dan bagaimana perjuangannya. Serta untuk
menjadikan tumpuan motivasi kader-kader milenial", tutur rekan Rifa'i selaku ketua PAC IPNU Balong.
Acara dilanjutkan dengan kegiatan tasyakuran, terdapat tiga buceng kuat yang menjadi simbolis adat tradisional Jawa. Simbol dari ke-3 buceng itu sendiri
yaitu melambangkan kekuatan. Tepat prosesi pemotongan
buceng pertama sebagai simbolis NU dipotong oleh rekan Galang ( Ketua PAC IPNU Balong
periode II) yang
diberikan kepada rekan Nuril (perwakilan dari alumni), buceng kedua
sebagai simbolis IPNU yang dipotong oleh rekan Rifa’i yang diberikan kepada rekan Huda ( Ketua PAC
IPNU Balong periode I) dan buceng ketiga simbolis IPPNU yang dipotong oleh rekanita Kuni yang diberikan kepada rekanita Mumun (bendahara I
PAC IPPNU periode I). Foto bersama tamu undangan (MCPNU/J.pg)
“NU
sudah hampir 1 abad, tentu dalam kegiatan ini
kita sebagai kader bangsa harus memantaskan diri dan menanamkan hal kebaikan mulai dari ilmu
pengetahuan. Jangan sampai melupakan sejarah, solidaritas selalu dijaga supaya menjadi rujukan untuk generasi
selanjutnya yang lebih baik lagi. Tujuan kita sama,
yaitu harus meneruskan perjuangan para pendahulu kita. Disisi lain mereka
sangat menginginkan kita untuk terus belajar dengan sungguh-sungguh bukan
karena eksistensi”, ucap rekan Bahrudin selaku Bendahara I PAC IPNU Balong.
Ungkap rekan Pandu selaku perwakilan dari PC IPNU Ponorogo, “ Tidak ada sekolah untuk mendidik
pemimpin, tetapi pemimpin besar lahir dari mereka yang mampu mendidik dirinya sendiri
dengan disiplin proses.”
“Jika sandiwara peterpan selalu meninggalkan tiga
wasiat, begitu pula dengan kami dalam kepengurusan ini meninggalkan tiga wasiat
penting yaitu, pertama berkorbanlah tetapi jangan menjadi korban. Jangan menjadi lilin yang melenyapkan diri
sendiri,tetapi jadilah lentera
yang selalu menyinari . Kedua, tetap membangun kerjasama mulai
dari perkara kecil maupun besar. Ketiga, jangan lupakan para sesepuh atau alumni , sehingga para regenerasi tau sejarah agar tidak
akan mengekang proses penerusnya”, ucap rekanita Kuni ( Ketua PAC IPPNU Balong).
Dokumentasi :
Sendy Hananta Yudhistira
Penulis : Riezka Azizah
Editor : Huda
0 Komentar