Suasana peringatan Maulid Nabi SAW di Desa Coper |
MCPNU Ponorogo, Coper- Dalam rangka memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW masyarakat beserta perangkat Desa Coper mengadakan acara rutinan tahunan bertajub " Sebaran Duit Koin". Agenda tersebut sudah menjadi tradisi masyarakat secara turun temurun sejak berdirinya masjid Al Ishaq hingga saat ini. Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW kali ini diadakan di Masjid Al Ishaq, Rabu 20 Oktober 2021.
Ada momen langka pada peringatan Maulid tahun ini yakni hadirnya bupati Ponorogo beliau H. Sugiri Sancoko beserta wakil Bupati beliau Lisdyarita yang ditemani Camat beserta jajarannya. Masyarakat sekitar pun berbondong-bondong menuju Masjid Al-Ishaq untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW sekaligus menyambut kedatangan orang nomor wahid di Ponorogo beserta wakilnya.
Ciri khas Desa Coper dalam memeriahkan
Maulid adalah ritual 'Sebaran Duwet Koin'(SDK). Dalam ritual SDK terdapat beberapa unsur yang selalu mengiringinya yakni Gunungan (buceng) berisi buah dan sayur, ambengan, penekan jambe dan lomba-lomba lainnya yang dipersiapkan sendiri oleh masyarakat dan perangkat desa sekitar. Antusias warga desa Coper memang sangat tinggi, hal tersebut bisa dilihat ketika malam hari sebelum acara di mulai, masyarakat desa Coper bergotong royong untuk menata
gunungan (buceng) hasil bumi, serta menyiapkan segala keperluan untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad
SAW.
Acara dimulai dari makam Mbah Ishaq selaku pendiri desa Coper yang diikuti oleh Bupati beserta jajarannya, tokoh masyarakat desa Coper dan masyarakat bersama-sama untuk ziarah makam. Setelah itu acara dilanjutkan dengan proses 'pengunduhan' (mengambil) isi gunungan (buceng) yang berisi buah dan sayur.
Setelah gunungan habis diserbu masyarakat, agenda dilanjutkan dengan ritual Sebar Duit Koin, dimana mulai
dari anak kecil sampai orang dewasa berebutan mengambil uang koin yang di
lempar dari serambi masjid. Selanjutnya adalah pembagian ambengan yang telah dibawa kaum bapak-bapak di serambi masjid, untuk di
makan bersama atau dalam bahasa Jawa di 'purak bareng'. Belum habis disitu, acara dilanjutkan dengan lomba-lomba yang mayoritas diikuti remaja- remaja desa Coper.
Penulis
: Suhaq Ananda
Editor : Ihsan
0 Komentar