Ponorogo, MCPNU Ponorogo
Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW IPPNU Jatim) sukses menggelar Rakerwil (Rapat Kerja Wilayah) yang berlokasi di UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung pada Sabtu (30/11/2024) hingga Ahad (01/12/2024).
Kegiatan ini mengambil tema "Relevansi Pelajar Putri dalam Kompetensi Global Berkelanjutan". Terdapat serangkaian acara di dalamnya, salah satu yang unik dan menarik atensi yaitu Lomba Selempang Batik Pelajar Putri NU Berbudaya. Selempang batik ini harus memiliki filosofi dari masing-masing daerah dan dipakai selama keberjalanan acara.
Momen tersebut menjadi kesempatan rekanita di seluruh Jawa Timur untuk Nguri-uri budoyo Jawi di zaman ini. Memperkenalkan karya seni yang sarat akan makna dan nilai luhur dalam motifnya dari setiap helaian kain. Ketua PC IPPNU Ponorogo, Rekanita Azza menyampaikan bahwa challenge ini terdiri dari 3 kategori.
“Kemarin terdapat 3 kategori dari challenge ini yaitu lomba motif selempang batik, lomba filosofi selempang batik dan lomba video selempang batik,” ungkapnya.
Lebih lanjut rekanita Azza dan delegasi Rakerwil yang hadir, turut bersyukur dan mengapresiasi atas kerja sama dan kreativitas pelajar NU Ponorogo dalam menuangkan karyanya yang akhirnya membuahkan hasil manis.
“Alhamdulillah, berkat kerja sama dan kreativitas tim MCP, IPPNU Ponorogo dapat membawa nama harum Ponorogo di tingkat Jawa Timur dalam Rakerwil 2024. Berhasil meraih Juara 2 best video untuk lomba selempang batik. Selamat dan terus semangat dalam berkarya,” terangnya.
Dalam kesempatan ini rekanita Azza menjelaskan batik asli Ponorogo yang membawa PC IPPNU Ponorogo layak menjadi juara.
“Batik yang kami kenakan sebagai selempang yaitu batik Merak Jathil yang langsung dibeli di pengrajin Ponorogo, Lesoeng Batik. Tidak heran batik ini dipilih karena sesuai ikon daerah kita yaitu Reog Ponorogo. Selain itu, batiknya menggambarkan burung Merak dan Jathil yang filosofinya relevan dengan citra diri IPPNU," pungkasnya.
Perlu diketahui batik Merak Jathil sebagaimana bulu burung merak dan kuda lumping atau jaranan menjadi satu-kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam kesenian Reog Ponorogo. Dalam video berdurasi 31 menit yang dilombakan itu terlihat keanggunaan dan visualisasi yang menarik penuh makna. Batik Merak sebagai simbol harmonisasi alam dan bumi Ponorogo, kemegahan seni yang tak ternilai harganya dan menambah indahnya kesenian Reog Ponorogo. Kemudian menjadi simbol perjuangan masyarakat khususnya pelajar putri NU di Ponorogo.
Adapun motif batik jathil yang melambangkan kuda lumping, dengan harapan pelajar putri NU memiliki keberanian dalam berjuang, tetap dalam kesederhanaan di hidupnya. Selain itu, menekankan peran penting pelajar putri yang tidak tergantikan, ada untuk saling melengkapi kini dan nanti.
Penulis : Dina Kamilasari
Editor : Arisel
0 Komentar