Pelantikan Farida Faricha sebagai Wakil Menteri Koperasi dan UKM oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi catatan penting bagi keluarga besar Nahdlatul Ulama, khususnya kader-kader perempuan. Bagi kalangan NU, nama Farida bukanlah sosok baru. Kiprahnya sudah teruji sejak muda ketika ia dipercaya memimpin Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (PP IPPNU) sebagai Ketua Umum.
Pengalaman panjang di IPPNU telah membentuk Farida sebagai figur perempuan NU yang tangguh, mandiri, sekaligus memiliki kepekaan sosial. Dari ruang-ruang kaderisasi IPPNU, ia belajar tentang kepemimpinan, manajemen organisasi, serta pentingnya mengabdikan diri untuk umat. Kini, nilai-nilai itu ia bawa ke panggung nasional melalui jabatan strategis di pemerintahan.
Bagi Kader IPPNU Ponorogo, penunjukan Farida sebagai Wakil Menteri adalah kebanggaan sekaligus motivasi. Sosoknya menjadi bukti nyata bahwa kader IPPNU mampu menembus ruang publik, berkontribusi dalam pengambilan kebijakan, dan memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat. Farida adalah representasi perempuan muda NU yang berani tampil, tidak hanya di lingkup internal organisasi, tetapi juga di kancah politik dan pemerintahan.
“Ibu Farida Faricha menduduki kursi Wakil Menteri Koperasi dan UKM bukan hanya sebuah pencapaian pribadi, tetapi juga simbol keberhasilan perjuangan perempuan NU dalam menembus ruang-ruang strategis. Dari IPPNU, beliau ditempa menjadi pemimpin yang peka terhadap persoalan sosial,” katanya.
Lebih lanjut Ketua PC IPPNU Kabupaten Ponorogo, Azza Fahreza menyampaikan bahwa perjalanan Rekanita Farida adalah teladan bahwa langkah kecil di organisasi pelajar bisa menjadi pijakan menuju ruang pengabdian yang lebih luas. Dari IPPNU untuk Indonesia, kiprah Farida Faricha kini menjadi bukti nyata.
“Rekanita Farida adalah cermin bahwa perjuangan perempuan bukan sekadar hadir, tetapi juga memimpin, mengubah, dan memberi arah bagi masa depan negeri. Dari beliau, kita harus sadar bahwa tantangan sesungguhnya adalah bagaimana suara perempuan khususnya perempuan akar rumput benar-benar terwakili dalam kebijakan nasional,” ungkapnya.
Kehadiran Farida di Kabinet bukan hanya sekadar penempatan jabatan politik, tetapi juga simbol hadirnya perempuan NU yang progresif. Sosoknya mengajarkan bahwa perempuan muda bisa sekaligus menjaga tradisi, mengembangkan potensi diri, dan membangun jejaring yang bermanfaat untuk masyarakat.
“Bagi
kami yang masih berproses di IPPNU, beliau menjadi pemantik ujian bagi gerakan
perempuan NU: apakah kaderisasi 'kawah candradimuka' IPPNU ini mampu melahirkan
pemimpin yang berani memperjuangkan kepentingan perempuan yang selama ini
terpinggirkan. Inilah
saatnya membuktikan bahwa perempuan NU tidak hanya bisa mengikuti arus, tetapi
juga menjadi penggerak perubahan,”
pungkasnya.
Penulis: Evan
Editor: Arisel
0 Komentar