SEEKOR UNTA JADI KERUMUNAN WARGA


CEKOK. Salah satu sudut jalan di Desa Cekok Kecamatan Babadan Ponorogo  terlihat puluhan warga berjubel memenuhi jalan pada hari ini Selasa, 02 Januari 2017. Mereka yang hadir ingin menyaksikan Pagelaran Unto-Untonan yang digelar dalam rangka permohonan salah satu warga untuk Hajatan Piton-Piton (Tujuh Bulanan Bayi).

Unto-Untonan sendiri adalah sebuah kesenian asli khas Desa Cekok yang terinspirasi dari budaya Arab dengan ciri khas berupa hewan unta dan diiringi dengan penari serta musik sholawat Jawa.

Kegiatan parade dimulai dengan beberapa lagu Sholawat. Tampak seorang anak kecil perempuan bagaikan Putri dipakaikan sorban juga dipayungi diatas unta-untanan tersebut. 

‘’ini iya, sangat antusias anak-anak juga orang tua untuk menyaksikan (Unto-Untonan) walaupun hujan,’’ terang Kris salah satu warga yang dimintai keterangan.

Memang, sekitar 10 menit pagelaran dimulai hujan mulai mengguyur kawasan desa Cekok. Sebelumnya para pengiring dan pemain Unto-Untonan tetap melanjutkan parade. Namun, dipertengahan jalan hujan semakin deras, sehingga mengakibatkan seluruh warga berhamburan untuk berteduh termasuk personil Unto-Untonan itu sendiri. Hujan yang sejatinya deras tak menyurutkan untuk berhenti bermain, permainan tetap dilanjutkan di Pelataran salah satu rumah warga yang cukup.

"Alhamdulillah, warga masih tetap mau menyaksikan pertunjukan. Nanti kalau reda pasti berangkat lagi menunggu reda dulu" tambah Kris.

Hingga hampir satu jam akhirnya pun reda. Tampak group Unto-Untonan mulai mempersiapkan diri untuk melanjutkan pertunjukkan. Perlu diketahui Unto-Untonan ini personilnya banyak juga anak-anak muda, termasuk orang tua. Secara ringkas kemajukan disini dimunculkan untuk melihat persatuan. Acara selesai pukul 16.30 WIB. (Pendik/Komplit)

Komentar