MENANYA KOMITMEN BERORGANISASI:
REFLEKSI PRINSIP KOMUNIKASI DAN
KERJASAMA DALAM ORGANISASI
Organisasi secara umum diartikan dengan
sekumpulan orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian ini
sangat pantas disandingkan dengan IPNU dan IPPNU sebagai organisasi
keterpelajaran. IPNU dan IPPNU memiliki tujuan yang sama pula dalam melakukan pembinaan
generasi muda (pelajar) menuju generasi yang lebih baik kedepan. Ketika dikatakan
bahwa organisasi adalah kumpulan beberapa orang, maka jelas haruslah ada
komunikasi dan kerjasama (internal) dalam organisasi tersebut.
Lantas, bagaimana komunikasi dan
kerjasama itu bisa terbangun dan berjalan secara efektif? Dalam hal ini,
komunikasi dan kerjasama sejatinya menjadi prinsip dalam berorganisasi tapi
juga menjadi problem tersendiri untuk berjalannya sebuah organisasi ketika
organisasi tidak memiliki komunikasi dan kerjasama yang baik. Tantangan
membangun komunikasi dan kerjasama inilah dalam beberapa organisasi belum bisa
terlaksana dengan baik. Ego seorang anggota, tidak adanya keterbukaan
informasi, donimasi seorang, manajerial yang lemah, ketidakpahaman atas tugas,
dan lain sebagainya menjadi contoh kecil beberapa faktor penyebabnya. Disinilah,
komunikasi dan kerjasama harusnya menjadi prinsip pada setiap agent dari
organisasi tersebut.
Dalam kerangka struktural, organisasi
pastinya memiliki Pimpinan. Tugas pimpinan inilah yang harus mampu menjadi
media komunikator antar anggota atau pengurus dalam berorganisasi. Namun, dalam
beberapa kasus – di IPNU dan IPPNU misalnya – Pimpinan atau ketua seolah
“dikulstuskan” menjadi ujung segala hal. Ketika seperti ini, pertanyaan yang
muncul adalah bagaimana komitmen berorganisasi (red. Komunikasi dan Kerjasama)?
Kinerja kolektif kollegial (ikatan
dan interaksi yang dilakukan bersama-sama) seharusnya telah terbangun menuju
efektifitas program-program organisasi yang telah direncanakan. Organisasi
harus mampu membaca peta kerja sekaligus arah kerja, dan pembagian kerja.
Pembagian kerja (Tugas, pokok, dan fungsi) inilah yang nantinya bisa mengefektifkan
program kerja dari sebuah organisasi. Dalam langkah teknisnya, biasanya dalam
sebuah organisasi akan dicabangkan menjadi beberapa divisi garapan, contoh;
tata kelola administratif, pengembangan organisasi dan sumberdaya manusia,
sosial, kebudayaan, dan beberapa divisi-divisi yang lain sesuai kebutuhan
terhadap peta kerja yang telah disusun.
Dengan demikian, kiranya kita mulai dari
mempertanyakan pada diri kita masing-masing akan komitmen kita dalam
berorganisasi. Sebagai organisasi besar IPNU dan IPPNU telah kenyang terhadap
dinamika yang ada. Hal ini menunjukkan kekuatan IPNU dan IPPNU itu sendiri.
Terbukti bertahan sampai pada 64 tahun IPNU dan 63 tahun IPPNU. Kematangan usia
inilah yang harusnya menjadi refleksi pada generasi hari ini, untuk benar mampu
melanjutkan berjalannya organisasi kedepan dengan lebih baik. Komunikasi dan
kerjasama jika diperluas lingkupnya tidak hanya sebatas internal. Namun, juga
eksternal. Lalu, akan sampai kapan jika komunikasi dan kerjasama internal masih
saja belum teratasi untuk kita bisa memperluas garapan diluar organisasi? (Pendik/Komplit)
0 Komentar