Kita
tahu bahwa Negara Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah oleh Tuhan Yang Maha Esa. Salah
satunya adalah dalam bidang pertanian. Nah karena mayoritas penduduk di Indonesia
hidup dari bidang pertanian inilah, kemudian tercipta sebuah tradisi baru
yaitu tradisi Methil Pari atau methik padi.
Tujuannya adalah untuk
menyampaikan rasa syukur terhadap Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan
keberkahan sehingga tanaman padi mereka tumbuh subur dan terbebas dari hama, acara
ini juga bertujuan sebagai bentuk penghormatan terhadap Dewi Sri atau Dewi Padi yang
menjadi simbol dari kemakmuran dalam kepercayaan masyarakat Jawa.
Ritual ini juga dimaksudkan untuk
memberi penghormatan kepada pepunden atau penunggu yang mbaurekso atau
menguasai tanah sawah di desa itu. Sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada
pepunden, para petani akan memberikan persembahan sesaji yang menjadi kelangenan
atau kesukaan pepunden yang mbaurekso tanah
sawah tersebut.
Tradisi
Methil Pari ini kemudian kembali dilaksanakan oleh para petani di Desa Tulung,
Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo. Tradisi ini sempat hilang beberapa generasi,
namun Gabungan Kelompok Petani Margo Mulyo di Desa Tulung ingin kembali
menguri-uri tradisi yang telah lama mati suri itu. Dengan persiapan yang hanya
sekitar satu minggu, acara tersebut berhasil terlaksana dengan bantuan FORPIMKA
Sampung dan berbagai komponen masyarakat.
lihat video di https://www.youtube.com/watch?v=UmbBiZSTafo&feature=youtu.be
Tulung
Organic Festival ini juga ingin memperkenalkan sistem pertanian organic kepada
masyarakat. Menurut Joko Prayogo, pertanian organik merupakan suatu sistem pertanian yang tidak menggunakan
bahan kimia buatan; mewujudkan sikap dan perilaku hidup yang menghargai alam;
dan berkeyakinan bahwa kehidupan adalah anugerah Tuhan yang harus dilestarikan.
Acara terebut turut dihadiri oleh Wakil Ketua Komisi E
DPR RI Drs. Ibnu Multazam yang merupakan
asli warga Desa Tulung, Camat Sampung M. Fadlal, M.Si, Danramil 080208 Sampung,
Wakapolsek Sampung Ipda Sugiarto, Kades Desa Tulung Bapak Rusno, dan seluruh
komponen serta masyarakat Desa Tulung.
Dalam acara kali ini turut dimeriahkan oleh penampilan dari kesenian gajah-gajahan, Kesenian Reyog Ponorogo, siswa-siswi SMEA PGRI 1 Ponorogo, dan Pakasa.
0 Komentar