Perayaan Isro' Mi'roj: Memperingati Ulang Tahun Perintah Sholat



Orang yang pertama beriman kepadanya dari kalangan laki-laki dewasa adalah Abu Bakar, teman di dalam gua dan orang yang membenarkannya.
Dari kalangan remaja adalah Ali.
Dari kalangan wanita adalah Khadijah, yang telah diteguhkan dan dijaga hatinya oleh Allah.
Dari kalangan bekas budak adalah Zaid bin Haritsah.
Dan dari kalangan hamba sahaya adalah Bilal, yang disiksa Umayah karena ia beriman kepada Allah.
Dan tuannya yang kemudian,yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq, memberinya kenikmatan berupa kebebasan.
Kemudian masuk Islam pulalah Utsman, Sa‘d, Sa‘id, Thalhah, Ibnu Auf (Abdurrahman), dan putra bibinya,Shafiyah.
Dan orang lain yang diberi minum oleh Ash-Shiddiq yang bagaikan jernihnya khamr pembenaran.
Ibadah beliau dan para sahabatnya terus berlangsung tersembunyi.
Sampai diturunkan kepada beliau “Fashda‘ bima tu’mar” (Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepadamu).
Oleh karena itu, beliau terang-terangan menyeru makhluk kepada Allah.
Dan kaumnya tidak menjauhinya sehingga beliau mencela berhala mereka dan beliau memerintahkan untuk menolak selain Tuhan, Yang Maha Esa.
Maka mereka berani memusuhi dan menyakiti beliau.
Beratlah cobaan atas muslimin, sehingga mereka pada tahun kelima (dari kenabian) hijrah ke Najasyiyah (Ethiopia).
Namun pamannya, Abu Thalib, sangat menyayanginya. Maka masing-masing orang dari kaum itu takut dan menjaganya.
Diwajibkan atasnya melakukan ibadah di sebagian waktu malam. Kemudian dinasakh dengan firman-Nya (yang artinya), “Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Quran dan dirikanlah shalat.”
Dan difardhukan atasnya dua rakaat di pagi hari dan dua rakaat di sore hari. Kemudian dinasakh dengan
diwajibkannya shalat lima waktu pada malam Isranya.
Abu Thalib meninggal dunia pada pertengahan bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian.
Karena kematiannya itu, makin besarlah musibah itu baginya.
Tiga hari kemudian Khadijah menyusulnya, maka sangat kuatlah cobaan atas kaum muslimin, seperti kencangnya ikat pinggang.
Suku Quraisy menimpakan kepada beliau setiap hal yang menyakitkan.
Lalu beliau pergi ke Thaif, mengajak Tsaqif (Bani Tsaqif), namun mereka tidak memenuhinya dengan baik. Mereka memanas-manasi orang-orang bodoh dan hamba sahaya sehingga mereka memakinya dengan kata-kata kotor. Juga melemparinya dengan batu, sehingga darah menetes hingga melumuri kedua sandalnya.
Kemudian beliau kembali ke Makkah dengan sedih, lalu malaikat penjaga gunung meminta kepadanya
untuk mengizinkannya menghancurkan penghuninya yang fanatik.
Namun beliau bersabda, “Sesungguhnya aku berharap agar Allah mengeluarkan dari tulang punggung mereka orang-orang yang mengurusi agama-Nya.”
♥.♥.♥
Ya Allah Berikanlah Wewangian pada Qubur Nabi Shollallohu’alayhi wa sallam yang mulia, dengan Sholawat dan Salam Sejahtera yang Mewangi..
♥.♥.♥
Kemudian beliau dijalankan di malam hari dengan ruh dan tubuhnya dalam keadaan jaga dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan serambinya yang suci.
Dan beliau dimi‘rajkan (dinaikkan) ke langit.
Lalu beliau melihat Adam di langit pertama, yang telah diagungkan dan ditinggikan oleh kebesarannya.
Di langit yang kedua beliau melihat Isa bin Maryam,gadis yang bakti dan bersih, dan putra bibinya (dari ibu), Yahya, yang telah diberi hikmah ketika masih kanak-kanak.
Di langit yang ketiga beliau melihat Yusuf dengan romannya yang tampan.
Di langit yang keempat beliau bertemu Idris, yang kedudukannya diangkat dan ditinggikan oleh Allah.
Di langit yang kelima beliau bertemu Harun, yang dicintai di kalangan umat Bani Israil.
Di langit keenam beliau melihat Musa, yang telah diajak berbicara oleh Allah Ta‘ala dan ia bermunajat kepada-Nya.
Dan di langit yang ketujuh beliau melihat Ibrahim, yang telah datang kepada Tuhannya dengan hati yang bersih dan maksud yang baik. Dan Tuhan telah memelihara dan menyelamatkannya dari api Namrudz.
Kemudian beliau dinaikkan, diangkat ke Sidratul Muntaha sampai beliau mendengar deritan qalam (pena) mengenai urusan-urusan yang ditetapkan.
Sampai ke maqam keterbukaan tirai dan beliau didekatkan oleh Allah pada-Nya.
Dan Dia hilangkan baginya tirai cahaya-cahaya keagungan.
Allah perlihatkan kepadanya dengan kedua mata kepalanya
apa yang Dia perlihatkan dari hadirat ketuhanan.
Dan Dia hamparkan baginya hamparan pengambilan dalil.
Allah memfardhukan atasnya dan atas umatnya lima puluh kali shalat.
Kemudian awan anugerah itu muncul sehingga dikembalikan kepada shalat lima waktu.
Lima waktu itu mendapat pahala lima puluh kali shalat sebagaimana Dia kehendaki dan tetapkan pada azali.
Kemudian beliau kembali malam itu juga, lalu Ash-Shiddiq membenarkan Isra-nya itu.
Begitu juga setiap yang mempunyai akal dan pemikiran.
Tetapi suku Quraisy mendustakannya dan menjadi murtad lah orang yang disesatkan oleh setan dan digelincirkannya.

Komentar