Bismillahirrahmaanirrahiimi
As-Shidqu, Kepeloporan Pelajar
NU menghadapi Hoax
Kang Pand
Hari Pers Nasional – 09 Januari – merupakan momentum untuk melakukan refleksi
atas perkembangan arus informasi – yang disebut sebagai – era digital. Teknologi
informasi berbasis internet membuka tabir batas masyarakat dalam berbagai sisi.
Perkembangan ini merupakan tantangan bagi dunia pers sebagai media massa.
Kenyataan yang saat ini harus dihadapi adalah derasnya arus informasi melalui
perangkat teknologi.
Tumbuh dan berkembangnya
teknologi informasi berimbas pada arus informasi yang berkembang pula.
Media yang berbasis internet sangat banyak kita jumpai, dengan segala bentuk,
jenis, dan sifat penyajian yang beragam. Keberagaman arus informasi tersebut
berakibat pada tidak adanya filter
atas informasi yang berkembang di masyarakat. Apalagi sekarang masyarakat - siapapun,
kapanpun dan dimanapun - kini sangat
mudah menerima informasi. Filter yang
dimaksudkan adalah jaminan atas sifat edukatif atas segala informasi yang ada.
Saat ini sedang ramai publik membicarakan tentang Hoax. Hoax sebagai suatu istilah tentang kabar/berita bohong yang
tersebut saat ini merebak, dengan berbagai kepentingannya. Kabar bohong/dusta
yang berkembang di masyarakat jelas merugikan, dan meresahkan masyarakat. Hal
lain yang harus disadari, suatu informasi yang sudah dikeluarkan akan
memberikan pengaruh emosi, perasaan, pikiran, dan bahkan tindakan. Dari hal
inilah, sebenar publik masih – sangat – membutuhkan kehadiran para jurnalis
yang membawa buah tangan yang mampu
meredakan lapas dan haus akan informasi yang edukatif.
Dalam kasus hoax, sudah seharusnya
kita semua melakukan filter diri
terhadap berita yang kita terima. Hal ini dilakukan sebagai langkah dan upaya mencegah
pengaruh-pengaruh negatif. Apalagi dalam kehidupan beragama, berbangsa dalam
Negara Indonesia yang sangat majemuk ini. Ancaman hoax akan merusak tali persatuan dan kesatuan bangsa ini. Sungguh
kita tidak menginginkan ini, pastinya.
Dalam sudut pandang NU, Kasus hoax
sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip NU (Nahdlatul Ulama) dalam menciptakan
Mabadi’ Khairu Ummah (Pelopor Umat
Terbaik); yang salah satunya adalah As-Shidqu.
Butir As-Shidqu mengandung
arti kejujuran / kebenaran,
kesungguhan dan keterbukaan. Kejujuran/ kebenaran
adalah satunya kata dengan perbuatan, ucapan
dengan pikiran. Apa yang diucapkan sama dengan yang di bathin. Jujur dalam hal
ini berarti tidak memutarbalikkan fakta
atau memberikan informasi yang menyesatkan. Dan
tentu saja jujur pada diri sendiri.
Dalam hal ini kita - IPNU dan IPPNU - sebagai organisasi pelajar kiranya
harus menjadi pelopor nilai-nilai Mabadi’
Khaira Ummah NU untuk melaksanakan tugas-tugas Amar Ma’aruf Nahi Munkar salah satunya dengan menebarkan
berita-berita baik, khususnya bagi generasi muda Indonesia sebagai asset bangsa
Indonesia. Tentu kita harus menjaga bangsa Indonesia dari segala hal yang
mengancam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara kita.
Selamat hari pers Nasional, 09
Januari 2019!
“Bijak dalam menerima, dan mengirimkan informasi”
Wallahul Muwafiq
Ila Aqwamith Thariiq
0 Komentar