Saring Sebelum Sharing? Memang Penting?


             Dalam konteks zaman modern ini, media sosial (Medsos) merupakan sebuah sarana informasi yang sangat mudah diakses oleh semua orang. Bukan hanya dapat diakses oleh kalangan atas saja, namun kalangan menengah-kebawah bisa menjangkau informasi dalam media sosial. Kemudahan serta praktisnya informasi yang diakses oleh masyarakat dalam media sosial, sangat memungkin mereka untuk saling berbagi informasi dari segi keilmuan, keagamaan, kebudayaan dan lain sebagainya tanpa harus melalui proses yang sulit.

Berbagai macam informasi yang muncul dalam media sosial memberikan kemudahan masyarakat dalam mengakses serta mencari informasi yang mereka butuhkan. Namun, informasi yang ada dalam media sosial terkadang terdapat unsur sara, anarkisme bahkan informasi hoaks. Sehingga tidak jarang masyarakat yang mengambil informasi mentah-mentah dari media sosial menjadi terprovokasi oleh berita yang mengandung unsur-unsur negatif tersebut. Akibatnya, banyak masyarakat yang percaya, menyebarkan bahkan mempraktekkan informasi yang mereka dapat dari media sosial tanpa melihat ke valid-an berita tersebut. Hal itu memunculkan beberapa permasalahan (perpecahan, kekerasan,keresahan, pemberontakan, dan lain-lain) yang berimbas pada realita sosial masyarakat.

Seperti pemberitaan terkait dengan Covid-19 atau Corona saat ini, yang ada dalam media televisi, facebook, Instagram, Twiter dan berbagai media sosial yang lain. Bentuk berita yang disalurkan melalui media sosial merupakan bentuk peringatan terhadap bahaya covid-19 terhadap imunitas tubuh yang dapat mengakibatkan kematian. Namun, banyak model  pemberitaan mengenai bahaya covid-19 tersebut terlalu dilebih-lebihkan. Seperti, orang yang telah terjangkit virus tersebut kemungkinan akan mengalami kematian karena belum ada vaksin yang benar-benar bisa menangkalnya. Sehingga terbentuklah opini masyarakat, bahwa orang yang telah terjangkit virus tersebut pasti akan mengalami kematian. Opini tersebut mengakibatkan keresahan atau ketakutan yang berlebihan masyarakat terhadap bahaya covid-19. Akibatnya, stabilitas sosial masyarakat menurun drastis dan sangat memprihatinkan. Bahkan cukup banyak orang yang positif covid-19 meninggal, penyebabnya bukanlah virus itu sendiri, namun karena ketakutan secara berlebihan yang mengakibatkan stress pada psikologi seseorang sehingga berimbas pada turunnya daya tahan (imuns) tubuh. Padahal realitanya, angka kesembuhan penderita covid-19 lebih tinggi dari angka kematiannya.

Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang bijak harus pandai dalam memilah informasi yang akan kita jadikan sebagai pijakan. Ada beberapa cara atau metode dalam memilah mana berita yang valid dan yang tidak valid. Seorang sosialis yang fokus dalam isu-isu gender yaitu Sara Mills, berpendapat bahwa dalam memahami imformasi dalam media harus memperhatikan 2 unsur. Yaitu, pertama harus memperhatikan subjek-objek dari berita yang kita terima. Siapa pelaku yang terlibat dalam berita tersebut (subjek) dan hal apa yang menjadi pokok pembahasan serta tujuan dari berita tersebut (objek). Kedua, bagaimana posisi pembaca dalam menerima berita tersebut. Yang dimaksud posisi disini adalah kondisi pembaca mulai dari kondisi psikis, latar belakang sosial, ekonomi dan sebagainya. Bagaimana posisi/ kondisi seorang pembaca akan berpengaruh terhadap respon/implikasi setelah mengetahui berita tersebut.

Kesimpulannya, dalam menerima informasi di media sosial hendaknya kita dapat memilahnya secara kritis dan selektif. Sehingga kita dapat meminimalisir tersebar luasnya informasi-informasi yang dapat merusak serta membawa dampak buruk bagi realita sosial.

Semoga bermanfaat.


Penulis : Rangga

Editor : Iput

 

Komentar