husnuzhan kepada Allah Ta'ala




Assalamualaikum Warahmatullahwabarakatuh

Halo Rekan dan Rekanita, apa kabar hari ini? Semoga sehat selalu dan senantiasa tambah ilmu ya, aamiin.

       Seiring berjalannya zaman, selalu kita temui peristiwa alam yang dapat diambil sebagai pelajaran. Membuka pikiran dan menyediakan hati untuk meresapi hal-hal positif terhadap kejadian yang seringkali muncul secara tidak terduga. Namun, kita tidak perlu panik akan hal tersebut asalkan tetap waspada. Seperti wabah pandemi yang saat ini semakin bertambah kasus yang terjangkit virus Corona atau Covid-19, tapi Alhamdulillah juga banyak saudara kita yang telah sehat kembali. Walaupun terdengar kabar berita memberikan pernyataan akan segera berakhir dalam waktu mendatang dengan beberapa dasar yang diungkapkan, wallahu’alam, kita sebaiknya tidak menyepelekan apabila wabah ini belum ada apa-apanya. Bukankah sudah cukup memberikan pelajaran bagi kita yang mau berfikir? bahkan saudara kita yang tinggal di daerah munculnya virus ini banyak yang mualaf pada awal meluasnya epidemi disana karena dilihatnya umat islam tidak terpapar virus sebab terlindungi air wudhu. Subhanallah.

       Oleh karena itu, tentu kita harus melakukan tindakan perubahan yang lebih baik dari sebelum merebaknya wabah. Apa-apa yang kita lakukan selama di rumah saja apabila kegiatan tersebut membawa dampak positif bagi diri sendiri maupun orang disekitar kita, sebaiknya tetap kita jalankan setelah sirnanya wabah suatu saat nanti. Apalagi bagi umat muslim, Ramadhan 1441 H sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Walaupun begitu masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa dari rumah. Waktu kita lebih terluangkan untuk membaca Al-Qur'an bersama keluarga, mengkaji kitab secara daring bersama para Kyai dan Ulama, membaca buku yang telah berdebu sejak didiamkan selama pergi demi kesibukan duniawi, dan aktivitas lainnya.

      Saat-saat seperti inilah waktu yang tepat untuk berbenah. Kita mengisolasi sekaligus mengevaluasi diri, apa dan bagaimana perilaku keseharian kita selama ini yang belum kita sadari apakah hal itu bermanfaat atau masih berpotensi merugikan?

       Baiklah, siapa yang tidak aktif di sosial media selama pandemi ini? Sebagian besar diantara kita, terutama yang bergerak langsung dalam bidang pendidikan tentunya semakin sering mengaktifkan tangan untuk meraba permukaan gadget ataupun peralatan komputer dan sejenisnya. Bisa jadi buku-buku bacaan jarang tercoret sebab sistem online terus menyuarakan notifikasi dan harus kita tengok untuk mengejar garis batas pengumpulan (deadline assignment), buku tulislah yang penuh jawaban-jawaban yang harus segera dikumpulkan (submit).

        Bahkan tiada hentinya kementerian terus memantau pembelajaran yang dilakukan dari rumah. Sampai siaran terbaru, Ujian Nasional terlampaui dengan lambaian kerinduan. Selain itu, pemerintah juga lebih perhatian terhadap masalah ekonomi masyarakat saat ini, dibandingkan sebelum-sebelumnya mungkin lebih banyak memikirkan posisi mereka sendiri di kursi perpolitikan. Dan tentunya, yang menjadi garda terdepan serta rasa apresiasi yang tinggi kepada tenaga medis yang menggeluti bidang kesehatan untuk memberikan perhatian lebih pada penanganan Covid-19. Maka sudah seyogyanya, kita semua yang ada di rumah seharusnya melakukan pembenahan diri pula, dengan bergotong-royong dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.

       La hawla wala quwwata illa billah, kita adalah manusia yang lemah tanpa daya upaya dari Allah Ta’ala. Mari senantiasa bersabar, ini adalah pembelajaran berharga bagi siapapun yang bersedia memetik manisnya buah dari kesabaran. Ridha, ketentuan yang Allah berikan adalah yang terbaik untuk hamba-Nya, penting sekali meningkatkan rasa husnuzhan kita kepada Allah Ta'ala. Serta syukur, nikmat Allah sungguh tidak terhitung, karena dengan orang-orang yang sergap mematuhi himbauan pemerintah untuk tetap dirumah saja sebagai bentuk perjuangan tersendiri dengan doa-doa yang terus mengalir untuk kita semua, maka ternyata bumi jadi lebih segar, ozon kembali menebal dan kutub es memadat lagi. Kabarnya, kupu-kupu kembali ke kota karena sebelumnya sudah lama tidak dijumpai disana.

Therefore, let's wake up! Open your eyes, your mind, your hand. Together we can stopped Corona spread.

       Menguatkan jiwa kebersamaan, memikirkan perubahan alam, mengambil hikmah dari setiap peristiwa, bermuhasabah dan menyadari perilaku diri sendiri adalah tugas seluruh umat manusia. Kebutuhan lain dapat ditambahkan sendiri, yang intinya kita mesti get learn from everything, take some action, and give evaluation for  ourself. Karena Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali sesuai prasangka hamba-hambaNya.

       Sehingga, apabila kita berpikir yang terbaik bagi diri dan lingkungan kita, insyaAllah apa yang ada dalam pikiran kita itulah yang terjadi. Sedangkan untuk menjadi insan kamil, kita harus berbenah terhadap tindakan yang telah kita lakukan. Serta kita senantiasa berdoa sambil memperbaiki diri memasuki bengkel kehidupan untuk menerima mesin yang lebih nyaman dioperasikan, juga bahan bakar yang memadai agar tetap dapat beraktivitas dan beribadah. Karena ini semua tidak akan terjadi kecuali kehendak Allah SWT. Wallahu A'lam bishshawab.

Be positive, be productive. Life is good if we get learn, take action, and give evaluation. Keep pray, may Allah always give us all the best. Amen.

       Semoga bermanfaat, akhirukalam.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis : Nadia Nafissira Bawaqih
Editor : triono

Komentar

Unknown mengatakan…
Bagus banget tulisannya adik Nadia..semangat ya sayang..