Kembali lagi di Rubrik Kamu Harus Tau (RKHT), rubrik yang akan membagikan informasi keren sekaligus penting untuk rekan rekanita ketahui. Pada edisi ke-14 ini RKHT akan membahas tentang Majelis Ilmu. Dapat kita ketahui saat ini semua orang bisa belajar agama (ngaji) dari mana saja dan dengan siapa aja berkat kecanggihan dan moderenisasi teknologi, yak satu hal 'Smart phone'. Lantas bagaimana dengan keabsahannya serta sekelumit lika-liku ngaji online. Lebih baik mana online atau offline?. Menjawab hal tersebut banyak baiknya rekan dan rekanita baca samapai habis rubrik kali ini.
Ngaji Langsung Atau Via Medsos?.
Jawaban umum untuk pertanyaan di atas adalah lebih baik ngaji langsung agar dapat menatap wajah guru, berkhidmah, mencontoh dan bercakap-cakap langsung dengannya.
Jawaban terperincinya adalah tergantung. Kalau ngaji langsung ke guru yang tepat, maka itu bagus. Tapi kalau ngaji langsung ke guru yang salah, maka itu buruk dan kalah jauh dari ngaji via medsos ke guru yang tepat.
Di majelis offline maupun online banyak "guru" yang seharusnya belum jadi guru. Beberapa ada yang menebar kesesatan. Hanya saja kalau ngaji offline biasanya jamaahnya ditutup aksesnya dari guru lain dan diminta setia ke satu majelis saja.
Kalau gurunya pas dapat yang tepat sih tidak mengapa, cuma masalahnya murid biasanya tidak punya kemampuan untuk menilai gurunya sudah tepat atau tidak, 'alim betulan atau tidak, sehingga kalau salah pilih bisa runyam.
Sebab itulah banyak yang maunya mengenal Allah malah bergabung dengan padepokan yang mengajar makrifat abal-abal yang justru menjauhkan dari Allah. Ada yang maunya belajar aturan syariat, malah jatuh di majelis aliran sesat.
Sedangkan di majelis online, ada banyak perbandingan. Satu keterangan bisa dibandingkan dengan keterangan lain, satu guru bisa dibandingkan dengan guru lain. Di satu sisi mungkin ini membingungkan bagi sebagian orang, tapi di sisi lain bermanfaat membuka mata dan pikiran sehingga dapat menimbang mana yang betulan alim dan mana yang tidak, mana yang luas dan mana yang sempit.
Alasan ini membuat banyak guru yang enggan terjun ke dunia medsos sebab akan langsung dinilai publik dan dibandingkan kualitasnya. Alasan ini pula yang membuat banyak murid kurang respek pada gurunya yang mengajar dia langsung sebab dianggap kalah alim dengan guru lain yang di medsos sehingga ilmu si murid tidak berkah.
Dari segi biaya dan waktu, ngaji via medsos jauh baik sebab gratis dan terserah bisa diakses kapan saja di mana saja. Di zaman ini, ngaji via medsos sudah fardhu kifayah agar konten medsos tidak hanya berisi konten yang buruk yang bisa diakses kapan saja di mana saja secara gratis.
Kalau hanya mengandalkan ngaji offline, maka jelas kurang kecuali bagi yang dikarantina tanpa HP seperti para santri. Semua ada minus dan plusnya.
Siapa yang berhasil mengumpulkan sisi plusnya dan mengatasi minusnya, maka dialah yang berhasil memilih yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Penulis: Fadhil Mubarok
Editor : Bintu S
0 Komentar